PENAMAS.ID, CIANJUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dan Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dalam mengentaskan stunting di Cianjur. Kegiatan launching intervensi balita stunting pun dihelat di Kantor Kelurahan Sayang, Cianjur, Kamis (20/10/2022).
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cianjur, Heri Suparjo mengatakan, meski jika melihat angka stunting di Cianjur dinilai cukup berat, namun bukan hal mustahil untuk mencapai target zero stunting di Cianjur.
“InsyaAllah kita akan terus menerus berusaha semaksimal mungkin dalam pengentasan stunting di Cianjur. Tak ada yang mustahil apalagi adanya peran serta semua komponen masyarakat. Hari ini Muspida hadir, setiap leading sektor di kecamatan dan desa juga berupaya. Diperkuat lagi adanya kerja sama dengan Himpunan Alumni IPB dan beberapa pengusaha melalui CSR-nya,” ujarnya usai acara launching.
Ia menerangkan, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 101 bayi di bawah usia dua tahun (baduta). Selama 90 hari ke depan, sambung dia, pihaknya akan mendistribusikan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan mengawasi perkembangannya.
“Kita juga akan memberikan alat deteksi stunting sejak dini, timbangan badan, alat antropometri kit stunting dan kit pranikah. Untuk PMT, nanti para kader yang akan memberikan cara pembuatan PMT-nya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembangunan Ketahanan Keluarga DPPKBP3A Cianjur, Atik Sartika menyebutkan, dalam 90 hari ke depan, pihaknya akan mendistribusikan PMT melalui kader serta akan ada pengelompokkan umur.
“Dari kami ada bantuan berupa uang. Kami juga tak hanya mendistribusikan PMT, namun juga melakukan pengawasan perkembangan. Terkait pengelompokkan umur, ada yang dari 6-9 bulan, 9-12 bulan dan 12 hingga 24 bulan,” sebutnya.
Kegiatan intervensi baduta atau balita stunting terjalin atas kerja sama dengan akademisi. Menanggapi hal tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asda 1) Cianjur, Arief Purnawan mengucapkan terima kasih kepada Himpunan Alumni IPB atas kepeduliannya dalam upaya melakukan pengentasan stunting di Cianjur
“Terima kasih sekali kepada Himpunan Alumni IPB, ini merupakan bentuk kepedulian dan memang pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Jika melihat peringkat stunting di Jawa Barat, kita memang memprihatinkan berada di peringkat kedua dari bawah. Dengan kerja sama ini, diharapkan bisa segera mengentaskan stunting di Cianjur,” harapnya.
Kabid Pemberdayaan Masyarakat Himpunan Alumni IPB, Ali Fatoni menegaskan, keterlibatan pihaknya dalam pengentasan stunting di Cianjur merupakan bagian dari dharma perguruan tinggi. Selain itu, sambung dia, Himpunan Alumni IPB memiliki khidmat kepada alumni, almamater dan masyarakat.
“Di sini juga ada DPC kami. Kebetulan beberapa waktu lalu, ada kejadian di Cianjur, Mahasiswa IPB yang KKN melaporkan ada kondisi stunting yang begitu mengenaskan dan di Cianjur peringkat kedua dari bawah. Itulah yang menjadi dasar kami untuk berperan di sini,” tegasnya.
Ia menilai, penyebab permasalahan yang terjadi dimungkinkan bukan karena tidak adanya makanan, namun dari sisi edukasi atau pemahaman masyarakat soal stunting. Jika kita tidak serius dan kerja keras, lanjut Ali, maka akan sulit untuk menangani stunting.
“Oleh karena itu, kita harus serius membantu mengentaskan stunting. Pertama targetnya lulus stunting untuk dua desa ini, kemudian baru ada kegiatan yang bisa diduplikasi untuk di daerah lain. Pokoknya akan berkelanjutan. Soal zero stunting itu relatif, sepanjang kita bisa untuk bekerjasama kita akan berupaya terus mengentaskan stunting di Cianjur,” tutupnya.(cr1)