PENAMAS.ID, CIANJUR – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur mencatat, sebanyak 68 Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan tenda darurat untuk melakukan kegiatan belajar siswa.
Hal tersebut dikarenakan bangunan sekolah mengalami rusak parah akibat terdampak gempa dan tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan kegiatan belajar.
Kabid SMP Disdikpora Cianjur, Helmi Halimudin saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, jumlah 68 sekolah rusak tersebut merupakan hasil penyisiran secara optimal di 16 kecamatan yang terdampak gempa.
“Jumlah keseluruhan cukup banyak untuk sekolah yang terdampak gempa. Namun, kami melakukan penyisiran secara intensif, sehingga hanya terdata sebanyak 68 SMP yang kini menggunakan tenda darurat untuk kegiatan belajar,” ujar Helmi, Selasa (20/12/2022).
Ia menambahkan, kalender akademik sudah berjalan sebagaimana mestinya di sekolah lain. Tapi bagi sekolah yang menggunakan tenda darurat untuk belajar, tentunya memiliki kondisi yang berbeda.
“Tenda itu umumnya dipasang di lapangan sekolah yang luas tiap sekolahnya berbeda-beda. Ada yang cukup satu, dua, dan tiga tenda, sehingga kegiatan belajar harus disesuaikan jumlah siswa dengan tenda yang tersedia,” bebernya.
Ia memperkirakan, kegiatan belajar di tenda darurat tersebut diperkirakan selama 4 bulan lamanya. Karena, bersamaan dengan dilakukan pembangunan gedung sekolah baru pasca-gempa.
“Semisal SMPN 1 Cugenang dan SMPN 5 Cianjur itu kondisinya rusak parah, jadi hampir seluruhnya dibangun dengan konsep bangunan tahan gempa. Hal itu juga berlaku untuk sekolah lainnya, karena itu semua dikerjakan langsung dari pusat untuk kontraktornya,” pungkasnya.(rky/gap)