PENAMAS ID- Daftar kesenian khas Jawa Barat merupakan salah satu tujuan liburan yang tak pernah sepi pengunjung. Provinsi ini identik dengan pesona pegunungan cantik dan cuaca yang cenderung sejuk.
Maka tak heran jika para pengunjung merasa betah dan selalu kembali ke berbagai kota di Jawa Barat untuk menghilangkan penat.
Namun selain wisata alam yang indah, rupanya Jawa Barat juga memiliki pesona lain yang belum banyak orang ketahui. Cantik untuk dilihat dan memiliki banyak warna, kebudayaan khas Jawa Barat memiliki cerita dan sejarah tersendiri yang membuatnya unik dan menarik untuk dipelajari.
Perkaya pengetahuan tentang budaya Jawa Barat pada liburan kamu selanjutnya, berikut daftar kesenian khas Jawa Barat yang tak boleh kamu lewatkan!
Daftar Kesenian Khas Jawa Barat
1. Tari Ronggeng Gunung, Pangandaran
Seperti jenis tari ronggeng lainnya, pentas seni tari ini melibatkan satu atau lebih penari perempuan. Musik yang mengiringi pentas pun serupa, yaitu menggunakan gamelan dan kawih sebagai pengiring.
Namun rupanya, tarian asal Pangandaran ini memiliki latar belakangnya tersendiri yang membuatnya sakral. Konon, seni tari yang satu ini mengisahkan kepedihan hati seorang putri raja bernama Dewi Samboja.
Meski demikian, kisah Dewi Samboja ini memiliki tiga interpretasi yang berbeda. Berikut tiga versi cerita asal-usul Ronggeng Gunung:
- Versi Kerajaan Galuh
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, Kerajaan Galuh tengah menghadapi peperangan. Saat musuh berhasil menduduki istana, Nyi Dewi Kembang Samboja kemudian melarikan diri bersama sang kekasih, Raden Angkalarang.
Tetapi, musuh berhasil mengejar mereka dan penyerangan berakhir menewaskan sang kekasih. Sang putri berhasil melarikan diri bersama para penghibur keraton, mereka berusaha menghibur sang putri melalui tarian ronggeng.
Dalam waktu pelariannya, ia bertemu Raden Sawung Galing yang merebut hatinya. Sang raden berjanji untuk kembali merebut kerajaan dan berhasil membuktikannya.
Keduanya kemudian menikah, Raden Sawung Galing kini mendapatkan gelar Prabu Haur Kuning. Menggunakan wewenangnya sebagai raja yang baru, ia menetapkan kesenian Ronggeng Gunung sebagai hiburan resmi – mengisahkan pengalaman Ny Dewi Kembang Samboja selama pelarian.
- Versi Kerajaan Haur Kuning
Pada kisah ini, Dewi Samboja adalah putri dari Kerajaan Haur Kuning yang tengah diserang oleh Portugis. Ia bersama sang raja pun melarikan diri, namun berakhir terpisah di daerah pegunungan.
Saat berusaha mencari ayahnya, sang putri berniat untuk menyeberangi sungai ketika seorang tukang rakit menawarkan bantuannya. Mereka pun jatuh cinta, namun nahas – suatu hari sang putri menemukan sang kekasih sudah tak bernyawa.
Ia terus meratapi kematian sang kekasih, meski mayatnya telah membusuk. Beberapa pemuda kemudian melihat kemalangan sang putri dan berusaha menghiburnya dengan menari. Karena bau mayat yang menusuk, mereka menutupi hidung menggunakan kain sarung.
Sang putri akhirnya ikut menyanyi dengan lantunan nada sedih. Ronggeng Gunung kemudian tercipta dari kisah ini.
- Versi Pembalasan Dendam
Menurut versi ini, Dewi Samboja merupakan putri dari Prabu Siliwangi dan istri dari Anggalarang. Suatu hari, sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh Kalasamudra membunuh sang suami.
Untuk membalaskan dendam, Prabu Siliwangi memerintahkan Dewi Samboja untuk menyamar sebagai penari ronggeng. Melalui cara ini, sang putri berhasil membunuh Kalasamudra dan membalaskan dendamnya.
2. Sisingaan, Subang
Tradisi sisingaan asal Subang ini kini sudah tersebar ke berbagai penjuru Jawa Barat. Sisingaan merupakan sebuah tradisi arak-arakan, umumnya untuk anak laki-laki yang baru selesai melakukan operasi sunat. Sang anak dibawa keliling di atas kursi berbentuk singa sementara para pengiring menari di sekelilingnya.
Pentas ini telah beralih fungsi dari simbol aslinya, yang merupakan bentuk perjuangan masyarakat dalam melawan penindasan dari Kerajaan Inggris. Kini, kesenian Sisingaan merupakan bagian dari hiburan dalam acara hajatan ataupun acara-acara khusus lainnya.
3. Karinding
Karinding merupakan sebuah alat musik tradisional yang berasal dari tanah sunda. Terdiri dari kata Ka, Ra, Da, Hyang, alat musik ini memiliki arti harfiah diiringi oleh doa sang Maha Kuasa. Alat musik ini menghasilkan nada melalui tepukan.
Uniknya, alat musik ini memiliki fungsi untuk mengusir hama di sawah. Hal ini karena suara yang bisa dihasilkan oleh karinding memiliki desibel rendah, sehingga menyerupai suara wereng, belalang, jangkrik, ataupun burung.
4. Mamaos, Cianjur
Mamaos atau Kawih Cianjuran merupakan jenis seni vokal yang telah ada sejak tahun 1930-an. Seni vokal ini tidak berdiri sendiri, namun juga diiringi oleh alat musik sunda seperti kacapi indung, kacapi rincik, suling, serta rebab.
Pentas Mamaos melibatkan lagu-lagu berupa pupuh atau tembang. Kesenian ini biasanya dapat kamu tonton sebagai hiburan di acara hajatan perkawinan, khitanan, hingga acara adat untuk menyimbolkan silaturahmi.
5. Tarawangsa, Sumedang
Jenis alat musik tradisional Sunda unik lainnya adalah Tarawangsa. Telah ada sejak lama, penyebutan nama alat musik ini ternyata ada di dalam naskah kuno Sewaka Darma yang telah ada sejak abad ke-18!
Tarawangsa memiliki dua utas dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi. Biasanya, alat musik ini digunakan pada ritual penyambutan hasil panen padi. Untuk dapat memainkan Tarawangsa, sang pemain perlu menggesek dawai terdetak darinya, kemudian memetik dawai lainnya dengan jari telunjuk tangan kiri.(Bil/PENAMAS ID)