PENAMAS.ID, CIREBON – Tradisi Grebeg Syawal merupakan budaya warisan penyebar islam ternama di Jawa Barat (Jabar), Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dewan Wali Sanga keturunan ke-17 Rasulullah SAW, dari garis Sayyid Husain ini, melazimkan ibadah puasa di awal bulan Syawal kalender Hijriah. Berlangsung selama enam hari pada hari kedua dan berakhir di hari ketujuh lebaran, sesuai tuntunan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tradisi puasa Syawal itu, dilanggengkan oleh para penerusnya. Warga Cirebon, Jabar, karib menyebut tradisi ini dengan istilah Grebeg Syawal. Usai melaksanakan puasa pada tujuh Syawal, di hari kedelapannya, ribuan warga Cirebon pun berbondong-bondong ziarah dan memburu berkah Grebeg Syawal di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon.
“Grebeg Syawal merupakan tradisi yang menjadi prosesi ritual Kesultanan Kanoman Cirebon sejak beberapa abad lalu. Prosesi ini, ditahbiskan (disucikan) dalam bentuk pengakuan silsilah para leluhur (penyebar Islam) dan parhelatan (kenduri rasa syukur) yang berisi doa kepada para Raja-raja Cirebon. Khususnya kepada Raja-raja Kesultanan Kanoman yang telah wafat,” ujar Sekretaris Keraton Kanoman Cirebon, Gusti Ratu Raja Arimbi Nurtina, Senin, (7/4/2025).
Ratu menambahkan, rangkaian wujud syukur Grebek Syawal, berlangsung dari Pendopo Jinem Keraton Kanoman. Selanjutnya, rombongan Kesultanan Keraton Kanoman beserta keluarga ziarah ke Astana Gunung Sembung.
Peringatan Grebeg Syawal tahun ini, kata Ratu dipimpin oleh Gusti Pangeran Patih Qodiran Keraton Kanoman. Mewakili Gusti Sultan Raja Emiruddin.
Prosesi awal memasuki Astana, rombongan Keraton berdoa dan melewati ketujuh pintu utama. Diantaranya, pintu Pasujudan, pintu Ratna Komala, pintu Jinem, pintu Rararoga, pintu Kaca, pintu Bacem, dan pintu Teratai.
Warga umum, lanjut Ratu hanya bisa menyaksikan sampai pintu Pasujudan. Akhir dari prosesi Grebek Syawal, rombongan Keraton beristirahat di Pesanggerahan Kanoman. Kemudian ditutup dengan santap kuliner ‘Raya Kupat’ Cirebon.
“Di ruangan dalem pasarean, Gusti Patih bersama keluarga memulai proses ‘Ngarwah’ yaitu pembacaan tahlil, dzikir, serta berdoa di makam-makam leluhur Cirebon yang ada di gedung Jinem,” terang Ratu.

“Akhirul kalam, kami keluarga besar Keraton Kanoman mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. _Taqobalallahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum, kullu aamiin, wa antum bil khair_,” pungkas Ratu. (Redaksi/Penamas)