Penamas.id – Pernyataan Cawgup Banten, Dimyati Natakusumah, mengenai peran wanita dalam politik memicu perdebatan hangat. Dalam sebuah acara, ia mengatakan, “Wanita itu jangan dikasih beban berat, apalagi jadi gubernur.” Pernyataan ini segera viral, menarik perhatian berbagai kalangan dan menuai kritik.
BACA JUGA : HIMAT sebagai Katalisator Perubahan: Menuju Cita-Cita Bersama
Hanni, seorang aktivis perempuan yang sangat peduli pada isu-isu kesetaraan gender, memberikan tanggapan tegas terhadap pernyataan tersebut. Menurutnya, ungkapan Dimyati menunjukkan pandangan kuno yang merendahkan kemampuan wanita. “Kepemimpinan tidak mengenal gender. Banyak wanita telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang kompeten di berbagai bidang,” ujarnya.
Hanni menekankan bahwa pemimpin wanita seringkali memiliki pendekatan yang lebih inklusif dan empatik. Mereka mampu mengatasi masalah kompleks dan memberikan solusi yang lebih baik. Aktivis ini juga menyebutkan sejumlah tokoh wanita inspiratif yang telah menjabat sebagai pemimpin di berbagai negara, seperti Angela Merkel dan Jacinda Ardern.
Sikap negatif terhadap perempuan dalam posisi kepemimpinan menjadi hambatan bagi kemajuan kesetaraan gender. Hanni berharap masyarakat dapat melihat potensi dan kemampuan wanita tanpa dibatasi oleh stereotip. “Setiap individu, baik pria maupun wanita, berhak untuk mengejar cita-cita tanpa merasa tertekan oleh harapan masyarakat,” tambahnya.
Perdebatan ini mencerminkan perlunya perubahan cara pandang terhadap peran wanita dalam politik dan kepemimpinan. Melalui pendidikan dan kesadaran, diharapkan masyarakat akan semakin menerima dan mendukung partisipasi perempuan dalam segala aspek, termasuk posisi-posisi strategis seperti gubernur. Dengan langkah ini, harapan untuk melihat wanita memimpin dengan sukses bukanlah hal yang mustahil.(Redaksi/Penamas)