PENAMAS.ID, JAKARTA – Sukses harumkan nama Cianjur, Jawa Barat, penari dan pelestari budaya Sunda raih penghargaan di Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024. Bertempat di The Tribrata Hotel, Jakarta belum lama ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berikan penghargaan kepada Tatang Setiadi dan muridnya Nurul Khaerul Nisa.
Tatang meraih penghargaan kategori Maestro Seni Tradisi. Adapun muridnya Nurul raih palenghargaan di kategori anak.
Mengusung tema “Persembahan Istimewa Bagi Penggerak Budaya” sejumlah pejabat seperti Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno terpantau hadir saat penyematan penghargaan.
Tatang Setiadi masyhur sebagai sosok yang berdedikasi dalam melestarikan seni tradisi Sunda. Sejak tahun 1980, ia telah memberikan kontribusi besar dalam membina dan melahirkan banyak seniman berbakat di Cianjur, Jawa Barat.
Dengan keahlian di berbagai bidang seni, seperti naskah drama, tarian, dan musikalitas lokal, Tatang menunjukkan komitmen tinggi terhadap pelestarian budaya.
Dedikasinya terhadap seni salah satunya dengan mendirikan Sanggar Perceka, yang kini dikenal sebagai Perceka Art Centre. Melalui lembaga ini, ia mendorong pembaruan dalam tari Sunda dan seni ritual, termasuk menerapkan terapi penyadaran lingkungan.
Tatang juga menginisiasi ritual “Nyeka Banda” di Gunung Padang. Kini helaran itu jadi agenda tahunan Dinas Budaya dan Pariwisata Cianjur. Melalui event itu, lahirlah dampak positif dari usaha pelestarian budaya yang ia selenggarakan.
Di tingkat internasional, pada tahun 2024, Tatang berpartisipasi dalam Olimpiade Kebudayaan di Athena dan meraih penghargaan dari Wali Kota Athena, menegaskan komitmennya untuk memperkenalkan budaya Sunda di kancah global.
“Mudah saja dalam melestarikan nilai-nilai budaya. Perlu ditanamkan dalam hati kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melakukan pengembangan kebudayaan,” ujar Tatang.
Nurul Khaerul Nisa jadi contoh generasi muda pegiat seni dan budaya
Sementara itu, Nurul Khaerul Nisa adalah Inspirasi generasi muda pegiat budaya. Sejak berusia lima tahun, Nurul Khaerul Nisa telah menggeluti karawitan dan seni Sunda.
Dedikasi dan semangatnya untuk belajar serta berkontribusi pada seni tradisional menjadi inspirasi bagi generasi muda. Di bawah bimbingan maestro Tatang Setiadi, Nurul sukses raih prestasi, termasuk juara I dalam Pasanggiri Pupuh Wanoja dan pemenang lomba Ngamumule Bahasa Sunda 2024 se-Jawa Barat.
Gadis berbakat kelahiran Cianjur ini membuktikan bahwa generasi muda dapat mencintai seni dan budaya daerah.
Kegiatan dan prestasinya di bidang vokal, karawitan, dan tari menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk merasa bangga terhadap budaya mereka di tengah tantangan globalisasi.
“Kebudayaan cerminan dari suatu bangsa dan seni tradisi yang merupakan jati dirinya,” ujar Nurul.
Nurul menambahkan ia berharap kedepannya akan membawa tongkat estafet dalam pemajuan seni tradisi Sunda ke depan. (Redaksi/Rls/Penamas)