PENAMAS.ID – Terancam Bangkrut, Berikut Ulasan dan Sejarah Tupperware.
Baru-baru ini ramai jadi perbincangan, produk kecintaan ibu-ibu, yakni Tupperware terancam bangkrut.
BACA: Trending di Twitter, Ibu-ibu Ramai Pamer Koleksi Tupperware dari Terjadul hingga Terbaru
Mengutip Wikipedia, Tupperware sendiri merupakan nama merek terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik.
Termasuk wadah penyimpanan, wadah penyajian, dan beberapa peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum pada 1946.
Mereka merancang, membuat, dan menyebarkan produk-produknya ke seluruh dunia melalui perusahaan induknya yaitu Tupperware Brands Corporation.
Tupperware dipasarkan dengan metode penjualan langsung yang sering dikenal dengan julukan independent sales force atau sales force yang saat ini tidak kurang ada 1.9 juta orang tersebar di seluruh dunia.
Tupperware sendiri merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh Tupperware Brands Corporation.
Pada 2013, pasar terbesar Tupperware adalah Indonesia, disusul oleh Jerman. Angka penjualan di Indonesia tahun itu mencapai lebih dari $200 juta dengan 250.000 distributor.
Sejarah Perusahaan Tupperware
Tupperware pertama kali dibuat pada 1946 oleh Earl Tupper (1907 – 1983) di Amerika. Ia membuat suatu wadah plastik yang dipergunakan dalam rumah tangga untuk menyimpan makanan dan membuatnya kedap udara.
Salah satu paten penting dari produk ini adalah seal penyekatnya yang dikenal dengan sebutan “burping seal”, yang merupakan ciri khusus terkenal dari produk-produk Tupperware dan menjadi pembeda dengan produk-produk sejenis.
Tupperware mengawali strategi penjualan langsung dengan apa yang disebutnya sebagai Tupperware Party.
Brownie Wise (1913 – 1992) adalah orang yang mengenalkan strategi ini (sebelumnya ia adalah seorang agen penjualan dari Stanley Home Products).
Di awal-awal 1950an, penjualan meledak dan membuatnya terkenal. Hal ini terutama karena pengaruh dari Brownie Wise pada para wanita yang menjajakan Tupperware dengan memakai metode party tadi.
Tupperware juga semakin terkenal pada masa-masa Perang Dunia II. Saat itu, para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan sendiri dari rumah.
Selain itu ada tradisi yang dikenal dengan sebutan Assembly, yaitu pertemuan rutin setiap distributor Tupperware.
Tradisi ini memperkenalkan dan menjadi sarana untuk memberikan penghargaan kepada para penjual, perekrut terbaik, baik untuk individu maupun secara team dan organisasi.
Salah satu produk Tupperware seri Ultraplus
Beberapa produk dari Tupperware Prancis. Tupperware menyebar ke daratan Eropa sejak kurun waktu 1960 ketika Mila Pond mengadakan sebuah Tupperware party di Weybridge, Inggris, serta beberapa kota lainnya.
Namun pada 2003, Tupperware menutup operasinya di Inggris Raya, karena kekecewaaan para penggunanya atas metode penjualan langsungnya, dan baru buka kembali pada 2005 setelah ada restrukrisasi.
BACA: Tupperware Terancam Bangkrut dan PHK Karyawan, Ini Sederet Penyebabnya
Rexall membeli saham Tupperware pada 1958. Rexall menjual toko obat-obatan dengan namanya pada tahun 1977, dan kemudian dinamakan menjadi Dart Industries.
Dart melakukan merger dengan Kraftco dan akhirnya membentu perusahaan dengan nama Dart & Kraft.
Tetapi perusahaan itu pecah lagi, lalu aset-aset Dart sebelumnya dinamakan menjadi Premark International.
Tupperware Brands kemudian pecah dari Premark pada 1996 kemudian Premark diakuisisi oleh Illinois Tool Works tiga tahun kemudian.
Itulah Informasi Terancam Bangkut, Berikut Ulasan dan Sejarah Tupperware. (Amelia/Siska/Penamas)