PENAMAS.ID, CIANJUR – Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Jawa Barat menggelar bakti sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap penyintas gempa Cianjur, Selasa (13/12/2022).
Ketua YJI Jabar, DR. dr. Komar Hanifi, MKM mengatakan, berbagai dampak timbul akibat bencana gempa, mulai dari kehilangan keluarga hingga terancamnya pendidikan masa depan para penyintas.
“Gempa yang menimpa Cianjur bukan saja merusak lingkungan, fisik, dan bangunan, tapi juga menimbulkan tragedi kemanusiaan. Sehingga membuat para penyintas kehilangan tempat tinggal, harta, bangunan hingga kesempatan untuk mengenyam pendidikan secara berkelanjutan,” ujar Komar, Kamis (15/12/2022).
Menurutnya, situasi tersebut, membuat YJI Jabar merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam menangani tragedi kemanusiaan. Dengan dukungan YJI Pusat, YJI Jabar, dan PERKI Kota Bandung melaksanakan kegiatan baksos berupa pemberian pelayanan kesehatan oleh beberapa dokter spesialis jantung dan dokter umum.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan bakti sosial pun dilakukan dengan cara pemberian paket bahan makanan, paket kebersihan pribadi, tenda hunian, kasur, bantal, sendal jepit, dan senter bagi lebih dari 750 KK di pusat-pusat pengungsian yang tersebar di beberapa kampung Kecamatan Cugenang. Di antaranya, Kampung Cipaku Cau, Kampung Longkewang, Kampung Babakan Renyom, Kampung Talaga, Kampung Kuta, dan Kampung Gunung Lanjung.
“Tidak lupa, YJI Jabar juga memberikan dana tali kasih bagi mereka yang kehilangan keluarganya saat gempa kemarin,” jelasnya.
Komar mengatakan, proses pendistribusian bantuan ke titik pusat pengungsian yang berada di pelosok-pelosok tersebut, YJI Jabar difasilitasi Klinik Graha Medika Cianjur yang juga merupakan bagian dari YJI Cianjur.
Komar berharap, kegiatan bakti sosial tersebut dapat mengurangi beban para penyintas gempa bumi di Cianjur. Ia pun berkomitmen hadir terutama untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Cianjur.
“Melalui pelayanan kesehatan dan bantuan yang diberikan, para penyintas pelan-pelan bisa berupaya meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat dan lebih baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua YJI Cianjur, Dr. Suranto mengatakan, pihaknya telah mendata kebutuhan yang mendesak bagi para penyintas selama berada di pengungsian lebih dari 3 minggu.
Bahkan, sambungnya, kedatangan bantuan dari YJI pun disambut antusias oleh penyintas yang terus memiliki berbagai kebutuhan untuk bertahan di pengungsian.
“Saat ini bantuan spesifik seperti berupa peralatan mandi, dan bantal, sangat diperlukan oleh para penyintas. Terlihat dari antusiasme mereka saat kami datang dan memberi bantuan tersebut,” ujar Suranto.
Terpisah, salah seorang warga Kampung Longkewang, Zulfa (46) ?merasa bersyukur ada layanan kesehatan yang dekat dengan lokasi pengungsian. Ia pun kini memeriksakan diri karena memiliki masalah pencernaan sejak tinggal di tenda pengungsian.
“Pelayanan kesehatan yang dekat dengan tempat pengungsian seperti ini mempermudah saya untuk memeriksakan diri. Bapak saya juga tadi mendapatkan layanan kesehatan home-visit untuk masalah kesehatan diare yang membuat kondisinya fisiknya drop. Saya jadi tidak perlu was-was dengan kondisi kesehatan ini karena tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” terang Zulfa.
Diketahui, gempa berkekuatan 5,6 magnitudo pada 21 November lalu yang berpusat di Kecamatan Cugenang, Cianjur ini mengakibatkan banyak kerugian baik jiwa maupun material.
Berdasarkan data dari BNPB, jumlah penyintas per 30 November 2022 adalah 108.720 jiwa. Sementara Pemerintah Kabupaten Cianjur menyebutkan jumlah korban jiwa per 12 Desember 2022 sebanyak 600 jiwa.(wan/gap)