PENAMAS.ID, JAKARTA – 4 rumah warga mengalami kerusakan dan 1 balita berusia 5 tahun tercatat meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,6 Tuban, Jawa Timur.
Informasi tersebut berdasarkan data BNPB yang terus melakukan koordinasi dengan beberapa BPBD pascagempa magnitudo M 6,6 Tuban yang terjadi pada Jumat (14/4/2023) jam 16.55 Wib.
BACA: BPBD dan Bank Mandiri Pastikan Tak Ada Keuntungan Dari Penyimpanan Dana Stimulan Gempa di Bank
4 Rumah Rusak dan 1 Balita Meninggal
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menginformasikan 4 rumah rusak akibat gempa M 6,6 Tuban tersebut.
Sebanyak 2 unit rumah rusak di Provinsi Jawa Barat, dengan rincian 1 rusak berat di Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan 1 lainnya rusak ringan di Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Sedangkan di Provinsi Jawa Timur, 2 rumah juga terdampak guncangan gempa. Dua rumah mengalami kerusakan dengan tingkat sedang, masing-masing di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember dan lainnya di Desa Panggul, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.
Sementara itu, BPBD Provinsi Bali juga mengkonfirmasi adanya 1 warga meninggal dunia saat gempa terjadi. Korban meninggal masih berusia 5 tahun warga Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali dan diduga terkejut saat guncangan gempa terjadi.
Gempa M 6,6 Tuban Tidak Berpotensi Tsunami
Pemutakhiran parameter Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan magnitudo gempa M 6,6 berpusat di 65 km barat laut Tuban, Jawa Timur, berada pada kedalaman 643 km.
Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami.
Guncangan Gempa M 6,6 Tuban Terasa di Sejumlah Daerah
Berikut ini informasi yang diterima Pusdalops BNPB dari sejumlah BPBD. Guncangan gempa dirasakan warga Kota Banjar, Jabar, selama 3 hingga 5 detik.
Pada wilayah Kabupaten Jember, warga merasakan gempa dengan durasi yang sama, sekitar 3 hingga 5 detik. BPBD melaporkan situasi di tengah masyarakat tidak ada kepanikan.
Di wilayah Kota Surabaya, BPBD menginformasikan guncangan gempa pada intensitas lemah, sekitar 1 hingga 2 detik. Situasi aman terkendali dan tidak ada kepanikan warga.
Sedangkan di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora, BPBD masihm melakukan pemantauan di wilayahnya.
Berdasarkan analisis BMKG, fenomena yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi _slab pull_ pada lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa.
BACA: Gercep, BNPB dan BPBD Tanggapi Gempa M6.6 Tuban
Analisis selanjutnya, mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki pergerakan turun atau _normal fault_.
Berdasarkan parameter MMI atau modified Mercalli intensity, gempa bumi berdampak dan dirasakan warga di daerah Kuta dengan skala V MMI.
Sedangkan di Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram, intensitas yang dirasakan pada skala IV MMI.
Di wilayah Pelabuhan Ratu, Labuan, Tabanan, teridentifikasi intensitas pada III MMI.
Semakin tinggi tingkat skala MMI, dampak gempa dapat berpotensi tinggi. BMKG mendeskripsikan V MMI sebagai getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
BMKG melaporkan tidak ada gempa susulan atau _aftershock_ yang terdeteksi sampai dengan Jumat sore (14/4), pukul 17.30 Wib. (Rls/Penamas)