PENAMAS.ID, CIANJUR – Ajakan Camat Cugenang, Kokom Komariah kepada seluruh warga di wilayahnya yang terdampak gempa untuk segera move on, kembali mendapat kritik.
Kali ini, para kepala desa ikut bersuara dan menyebut ajakan tersebut sangat sulit untuk direalisasikan.
Kades Sukamulya, Gopur mengatakan, pernyataan yang disampaikan Camat tidak berbanding lurus dengan kondisi rill di lapangan.
“Kalau di sini itu banyak rumah yang ambruk, himbauan itu harusnya tidak ditujukan di wilayah Cugenang, saya kira camatnya gak nyambung omongannya,” ujar Gopur kepada Penamas.id, Minggu (18/12/2022).
Dia menambahkan, mestinya himbauan Camat itu dibarengi dengan pembuktian langsung. Sebab, sangat tidak mungkin menyuruh warga kembali beraktivitas normal sedangkan huniannya tidak disediakan.
“Kalau hanya ngomong saja pasti warga juga akan menolak. Harusnya Camat itu juga langsung menyediakan rumahnya agar bisa beraktivitas normal dan masak sendiri di rumahnya. Saya juga sampaikan himbauan itu, tapi gak ada yang mau mengikuti karena kondisi di lapangan kan cukup mengkhawatirkan,” bebernya.
Senada, Kades Cibulakan, Baden Zaki Rahman menyatakan, jika kondisi warga saat ini masih dilanda trauma akibat kehilangan harta benda dan keluarganya. Menurutnya, ajakan untuk move on dan beraktivitas seperti biasa dalam kenyataannya sangat sulit direalisasikan.
“Sekarang warga mau pulang ke mana, saya juga habis rumahnya. Kalau di lapangan itu sulit keadaannya, bagaimana bisa aktivitas normal kalau sawah dan kebunnya sudah lama tak diurus. Belum lagi kondisi warga masih trauma dalam kondisi gempa ini,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sebanyak 16 desa di Kecamatan Cugenang hampir dipastikan terdampak gempa berkekuatan 5,6 magnitudo pada Senin (21/11/2022) lalu. Bukan hanya rumah, namun kebun dan ladang warga sebagai mata pencaharian pun ikut mengalami kerusakan.(rky/gap)