PENAMAS.ID, JAKARTA. Dilansir dari Al Jazeera, Kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas militer di utara Israel yang melukai setidaknya 14 tentara, dengan menyatakan bahwa serangan itu dilakukan sebagai balasan atas serangan Israel yang menewaskan anggota-anggota Hezbollah.
Hezbollah yang bersekutu dengan Iran mengklaim meluncurkan “serangan gabungan dengan rudal yang dipandu dan drone peledak pada pusat komando militer baru di Arab al-Aramshe,” sebuah desa mayoritas Arab di utara Israel dekat perbatasan Lebanon.
Militer Israel melaporkan bahwa 14 tentaranya terluka dalam serangan pada Rabu dan enam di antaranya dalam kondisi serius. Israel juga mengumumkan bahwa mereka telah “menghantam sumber serangan”.
Selanjutnya, militer Israel mengatakan pesawat tempurnya telah menyerang “infrastruktur teroris” Hezbollah di Lebanon timur.
Serangan ini terjadi sehari setelah serangan Israel di selatan Lebanon yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang komandan lapangan Hezbollah yang diidentifikasi oleh tentara Israel sebagai Ismail Yusaf Baz.
Israel menyatakan bahwa serangan mereka menewaskan dua komandan Hezbollah lokal dan satu anggota lainnya, sementara Hezbollah mengklaim bahwa tiga anggotanya tewas. Otoritas Israel setempat juga melaporkan bahwa tiga orang terluka dalam serangan yang berasal dari Lebanon pada Selasa sebelumnya.
Pada hari Senin (15/4), beberapa tentara Israel yang menyeberangi wilayah Lebanon terluka ketika Hezbollah meledakkan perangkat peledak, yang merupakan serangan pertama semacam itu dalam enam bulan bentrokan.
Dalam sebuah pernyataan, sekutu Hamas mengatakan para pejuang mereka telah menanam bahan peledak di daerah Tel Ismail di selatan Lebanon.
Hezbollah dan Israel telah saling bertukar tembakan selama lebih dari enam bulan seiring dengan perang di Gaza dalam bentrokan paling serius sejak mereka bertempur dalam perang pada tahun 2006.
Pertempuran tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang risiko eskalasi lebih lanjut, yang semakin meningkat sejak Iran melancarkan serangan terhadap Israel dengan ratusan drone, rudal jelajah, dan rudal balistik pada akhir pekan (13/4).
Meskipun beberapa negara Barat telah mendesak Israel untuk menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah, Israel menyatakan akan merespons serangan tersebut.
Serangan Iran tersebut terjadi setelah serangan udara Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April, yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Washington tidak akan ikut serta dalam setiap serangan balasan Israel terhadap Iran.(AHP/BBS/PENAMAS.ID)