PENAMAS.ID, JAKARTA. Dilansir dari Tehran Times. Dalam wawancara dengan Al Mayadeen pada hari Selasa (16/4), ia mengatakan bahwa “Netanyahu ingin menarik wilayah ke dalam perang, tetapi dia berbicara tentang tanggapan yang tegas yang tidak mengarah pada perang regional. Bagaimana itu mungkin? Bobot dan posisi strategis Israel pada semua tingkat telah menurun.” Ujar Hindi
Al-Hindi melanjutkan bahwa keseimbangan kekuatan di dunia sedang berubah, dan sekarang Amerika tidak berada dalam posisi terbaiknya dan Israel tidak dapat mendominasi wilayah tersebut. Pejabat senior Jihad Islam tersebut mengatakan bahwa kejahatan Israel di Gaza dan Palestina dilakukan di bawah payung dan dukungan Barat, dan orang-orang Barat turut serta dalam kejahatan tersebut, tetapi fase baru sedang terbentuk yang membutuhkan penilaian ulang.
Selama wawancara itu, ia menekankan bahwa Gaza adalah area yang paling menyakitkan bagi Israel, dan wajahnya telah hancur di sana karena pertempuran di Gaza menghadapi kelompok-kelompok yang, meskipun dikepung, mereka dapat memproduksi senjata mereka sendiri. Al-Hindi menambahkan bahwa Amerika tidak ingin perang regional, terutama dalam tahun pemilu. Pejabat Jihad Islam mencatat bahwa Amerika dan Israel ingin mengembalikan tawanan dengan biaya yang paling sedikit, tetapi masalah tawanan akan berada di tangan kami.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa proposal yang diajukan oleh mediator jelas adalah proposal yang dimiliki Israel, dan beberapa syaratnya menyesatkan. Wakil pemimpin Jihad Islam di Palestina menegaskan bahwa kekuatan penggentar Israel terhadap Iran telah berakhir, dan rezim itu menghadapi dilema nyata sementara pilihannya juga terbatas.
“Wajah dan posisi Israel, serta bobot strategisnya, telah melemah, dan banyak negara akan meninjau kembali perhitungan mereka mengenai rezim ini setelah berakhirnya perang,” tegas Hindi dilansir dari Tehran Times. Respon pasukan perlawanan terhadap rencana yang diusulkan, Al-Hindi mengatakan bahwa pasukan perlawanan telah menyampaikan responnya, dan posisinya benar-benar transparan karena pasukan perlawanan menganggap penarikan dari Gaza itu perlu, yang mana dapat dicapai secara bertahap bersama dengan gencatan senjata.
Pejabat Jihad Islam melanjutkan bahwa rezim Israel akan membayar harga dari perjanjian tersebut karena kemunduran pasukan nya yang terlihat di lapangan. “Kami memiliki lebih banyak waktu, untuk Israel menyadari bahwa mereka harus membayar atas kekalahan ini.” Lanjut Hindi.
(AHP/BBS/PENAMAS.ID)