PENAMAS.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak seluruh masyarakat untuk saling tasamuh (toleran) dan bijak terkait perbedaan hari raya.
BACA: Rekomendasi Tempat Wisata di Cianjur untuk Libur Lebaran, Ada Curug!
Masyarakat Muhammadiyah beserta kaum muslimin yang berpedoman pada metode hisab memastikan perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat 21 April 2023.
Namun, ada sebagian kaum muslimin yang merayakan Idul Fitri sehari setelahnya, yakni pada Sabtu, 22 April 2023.
Haedar meminta, bagi yang merayakan pada Jumat diharapkan untuk menjaga perasaan. Sedangkan bagi yang merayakan pada Sabtu, 22 April 2023 diharapkan tidak terlalu sensitif.
“Bagaimana caranya bagi kita dan kaum muslimin yang besok menyelenggarakan Idul Fitri, kita selesaikan dengan khusyuk, dengan yakin, dan tidak perlu terlalu rame-rame (open house). Bagi yang sudah siap opor di rumah, silahkan makan di rumah. Tapi kalau ada satu dua yang makan di restoran atau toko, lakukan dengan tertib. Juga yang belum berbuka juga jangan terlalu sensitif,” ujarnya mengutip laman muhammadiyah.or.id.
Dalam pembukaan takbiran di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Kamis petang (20/4/2023), Haedar juga berpesan agar perbedaan perayaan hari raya ini disikapi dengan dewasa.
Terlebih, lanjutnya, bagi para elit, diminta untuk menguatkan narasi persatuan daripada perpecahan.
BACA: Wisawatan Meledak di Lebaran, Menparekraf Tekankan Pengelola Wisata Perhatikan Manajemen Keramaian
“Bagaimana mengurus kesejahteraan rakyat sekaligus supaya rakyat umat bersatu dalam perbedaan. Dan dalam perbedaan itu juga harus dewasa,” jelas Haedar.
“Idul Fitri boleh berbeda tapi yang paling penting, tidak boleh saling menyalahkan, saling menghujat, saling bermusuhan, termasuk di media sosial. Kalau perdebatannya ilmiah gapapa. Tapi kalau sudah saling serang, berhenti saja supaya (hasil) puasanya tidak batal,” tambahnya. (Siska/Penamas)