PENAMAS ID– Kesederhanaan Proklamator RI Soekarno tercermin dalam menu makanan favoritnya. Siapa sangka sosok yang karib disapa Bung Karno ini adalah penyuka sayur lodeh yang ditemani dengan tempe bosok.
Puti Guntur Soekarno, cucu Bung Karno, memang tidak sempat berjumpa langsung dengan sang kakek yang berpulang setahun sebelum ia lahir. Namun, lewat cerita-cerita Fatmawati, ibu negara pertama sekaligus sang nenek, sosok Presiden RI pertama ini jadi begitu dekat dengannya.
Puti menuturkan, Bung Karno adalah seorang yang sederhana. Hal ini tercermin dalam menu-menu makanan yang dinikmati.
“Kesenangan beliau ditampilkan dalam apa yang dihidangkan untuk tamu. Ada sayur lodeh yang harus pakai tempe bosok,” ujar Puti dalam talkshow bersama Indonesian Gastronomy Community (IGC) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (15/8).
‘Bosok’ dalam bahasa Jawa berarti busuk. Tempe sudah terfermentasi cukup lama hingga berubah warna dan rasa. Meski terdengar aneh, tapi tempe bosok mampu menambah kenikmatan sayur lodeh.
Selain sayur lodeh, Puti membeberkan beberapa menu makan favorit sederhana Bung Karno, yaitu dang kakek yang di antaranya sebagai berikut.
Makan Favorit Sederhana Bung Karno
1. Nasi putih telor ceplok
Menu sarapan Bung Karno ‘hanya’ terdiri dari nasi putih dengan lauk berupa telur goreng ceplok dan kecap yang tidak sembarangan.
Kecap ‘Sie Wie Bo’ jadi kondimen wajib bagi Bung Karno. Kecap ini merupakan produksi UMKM asal Blitar, Jawa Timur.
“Itu usaha rumahan dan sudah tidak produksi lagi. Namun, kami masih suka dikirim. Kecap diolah pakai arang jadi masih ada bau arang [yang khas],” imbuhnya.
2. Pecel Blitar
Bung Karno menyukai pecel, khususnya yang berasal dari Blitar. Ia juga punya penjual pecel favorit di sana, yakni Mbok Rah.
Dia masih bisa menikmati pecel racikan Mbok Rah ketika kumpul keluarga di Blitar.
3. Balado ikan
Dalam kesempatan talkshow, peserta berkesempatan turut mencicip salah satu menu favorit Bung Karno, yakni balado ikan.
Balado adalah teknik memasak ala Minangkabau di mana bahan pangan dibumbui dengan cabai giling serta berbagai rempah. Nuansa menu-menu Sumatera memang tak aneh di meja makan Bung Karno sebab ibu negara Fatmawati memiliki darah Minangkabau.
Setelah kemerdekaan, kata Puti, kala itu belum ada jabatan kepala rumah tangga. Sang nenek pun terjun langsung ke dapur untuk memasak, baik untuk jamuan keluarga maupun jamuan kenegaraan.
“Kalau di keluarga, masakan [nenek] itu ngangeni. Beliau, kan, dari Bengkulu, jadi ya ada masakan citarasa Sumatera seperti rendang lokan, gulai pakis, pendap,” katanya.
4. Rengginang dan pisang goreng
Untuk urusan kudapan, Bung Karno menyukai kudapan lokal. Puti berkata, Bung Karno biasanya menyantap camilan khas Jawa Barat seperti rengginang, peuyeum (tape), dan opak. Bung Karno juga menyukai camilan pisang goreng.
5. Mangga
Buah-buahan tak ketinggalan di meja makan. Buat Bung Karno, buah juga mesti bersifat lokal.
Puti menuturkan, kakeknya menyukai mangga. Mangga pun tidak boleh dikupas sampai ia selesai bersantap.
“Setelah makan, nenek kupaskan mangga. Beliau enggak mau dikupaskan dulu. Rasanya kalau dikupas dulu itu jadi ‘masuk angin’ (terpapar udara luar-red), berubah warna,” katanya.
Selain mangga, Bung Karno juga menyukai buah sawo.(Bil/Bbs/PENAMAS ID)