PENAMAS ID – Wajib Tau! Anak-anak jaman sekarang akan lebih banyak membicarakan nama video game atau permainan modern lainnya. Sementara, pada tahun 1970-an permainan tradisional banyak dimainkan oleh anak-anak Indonesia.
Munculnya sejumlah alat teknologi membuat permainan tradisional tergeser. Padahal, permainan tradisional lebih mudah, hemat biaya, mengutamakan kebersamaan, kecerdasan, dan ketangkasan.
Berikut ini ada permainan tradisional yang bisa mulai kita lestarikan kembali, yuk simak artikel di bawah ini.
BACA JUGA: Zodiak yang Bakal Balikan Sama Mantan di Tahun 2024
Permainan Tradisional Indonesia
1. Hompimpa atau Gambreng
Hompimpa atau gambreng dilakukan untuk mengawali berbagai permainan lainnya. Dalam budaya Jawa, hompimpa dilakukan sembari mengucapkan kalimat “Hompimpa alaium gambreng”.
Sementara dalam budaya Betawi, hompimpa diucapkan dengan kalimat “Hompimpa alaium gambreng, Mpok Ipah pakai baju rombeng”. Inilah mengapa hompimpa sering disebut juga dengan permainan gambreng.
Aturan Permainan:
Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang dan secara serentak. Hompimpa diucapkan dengan letak tangan berhimpitan. Ucapkan “Hompimpa alaium” sambil mengepakkan telapak tangan, dan saat “gambreng” maka masing-masing anak membalikkan tangan atau tidak membalikkannya. Warn tangan apa yang paling sedikit, dialah yang menjadi pemenang.
2. Lompat Karet
Permainan dari karet gelang sangat digemari oleh anak-anak. Sebelum bermain, anak-anak harus mampu mengepang terlebih dahulu karetnya sehingga menjadi sebuah tali yang panjang.
Aturan Permainan:
Permainan ini bisa dimainkan oleh satu orang atau lebih. Jika bermain sendiri, kedua ujung karet bisa dipegang sendiri menggunakan kedua tangan dan mulai memutarkan talinya ke bawah ke atas.
Jika bermain beramai-ramai, dua orang harus memegang karet dari masing-masing ujung. Dua orang tersebut akan memutar tali karet sesuka hati, bisa searah jarum jam atau berlawanan.
Anggota permainan akan melompati tali karet tersebut sesuai giliran masing-masing. Pemain yang terkena tali karet saat melompat, dianggap kalah sehingga harus berhenti bermain dan bertukar dengan temannya.
BACA JUGA: Mengenal Senjata Tradisional dari Berbagai Daerah Indonesia
3. Gundu
Bermain kelereng sering juga disebut dengan permainan gundu atau guli. Di daerah Jawa, permainan ini disebut bermain nekeran, di Palembang disebut ekar, dan di Banjar disebut kleker. Permainan ini banyak diminati oleh anak laki-laki, tetapi kadang anak perempuan ikut bermain juga.
Aturan Permainan:
Buatlah sebuah lingkaran dan letakkan semua kelereng dalam lingkaran. Secara bergiliran, pemain harus membidik kelereng dari luar lingkaran. Kelereng hasil bidikan yang keluar dari lingkaran akan menjadi milik pemain. Syaratnya, kelereng yang digunakan untuk membidik tidak boleh berhenti dalam lingkaran
4. Layang-Layang
Bermain layang-layang sangat menyenangkan apalagi jika diterbangkan tinggi di udara. Bermain layang-layang bisa dilakukan sendiri atau bersama teman. Biasanya, permainan ini dilakukan saat cuara cerah.
Hembusan angin akan membantu layang-layang segera terbang ke langit. Layang-layang bisa didapatkan di pasar, bisa juga dibuat sendiri. Cara menerbangkannya menggunakan benang.
Aturan Permainan:
Menerbangkan layang-layang harus di tempat terbuka dan dalam cuaca berangin. Permainan ini menuntut keahlian menerbangkan layang-layang. Pemain harus bisa mengira-ngira hembusan angin apakah kencang atau tidak, untuk dapat mengambil keputusan menarik atau mengulur benang layangannya.(BIBIL/PENAMAS ID)