PENAMAS.ID, Cianjur – Pasca gempa Cianjur, puluhan anak di Kampung Cibarengkok, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, terpaksa mengaji di bangunan gubuk tidak layak huni.
Dalam kondisi tersebut, dua sosok pengajar, Husni Fauzi dan Leni Mulyawati, tetap bersemangat dalam memberikan materi keagamaan bagi anak-anak di kampung tersebut meski tanpa dibayar.
“Ada kurang lebih 20 anak yang mengaji di saung ini. Pembelajaran yang dilakukan yaitu pembacaan iqra, Al-Qur’an, sejarah rosul, tahfidz usia dini (Taud) dan masih banyak pembelajaran lainnya,” ujar Husni, Sabtu (10/12/2022)
Husni mengungkapkan, tidak jarang para anak mengeluh tidak nyaman selain tempat yang sempit juga sering terjadi bocor ketika hujan datang.
“Iya mereka (murid) sering ngeluh tidak nyaman saat belajar. Tapi mau gimana lagi kita tidak ada fasilitas lagi. Alat tulis juga kurang, buku kurang, meja sudah pada rusak,” ucapnya.
Mereka berharap pemerintah bisa memberikan bantuan fasilitas untuk mendukung pendidikan agar para anak dapat belajar dengan nyaman.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Penyelenggara Pemberdayaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Quran (P3DTPQ) Cianjur, Ahmad Yusuf mengklaim, setelah mendapatkan laporan, dirinya langsung mendatangi lokasi untuk melihat secara langsung kondisi tersebut.
“Setelah tahu kabar itu, saya langsung datang ke lokasi kemarin sore. Saya tersentuh di mana Cianjur yang jadi julukan Kota Santri namun pendidikan keagamaannya tidak diperhatikan,” ucapnya.
Dia mengaku telah melakukan diskusi baik dengan tokoh di kampung tersebut maupun dengan ustaz yang mengajarnya, untuk kita lakukan pembangunan agar para murid belajar maksimal.
“Alhamdulillah tanah sudah ada, saya juga apresiasi terhadap pemilik tanah yang merelakan untuk digunakan bangunan sekolah mengaji. Kita sedang bikin site plan sehingga Januari 2023 bangunan sudah selesai,” tutupnya.(wan)