PENAMAS.ID – Bagi pekerja dekorasi, pasti familiar dengan daun ruskus. Tanaman hypophyllum ini, sering dipakai untuk percantik rangkaian bunga. Kecamatan Cugenang dan Gekbrong, Kabupaten Cianjur merupakan penghasil terbesar tumbuhan yang mendunia ini. Dalam sebulan, ratusan ribu batang ruskus diekspor ke luar negeri. Selain dekorasi, ruskus ternyata berpotensi sebagai bahan kosmetika.
Salah satu petani ruskus yang memiliki kebun di Desa Nyalindung dan Desa Galudra, Cugenang, Cianjur, Asep Alung mengungkapkan jika setiap bulannya ia dan rekan rekan petani Ruskus suplai hasil pertaniannya ke salah satu perusahaan besar di Jakarta. Menurutnya, perusahan tersebut melakukan ekspor ruskus ke negara Korea dan Jepang.
“Pengantarannya tidak langsung dilakukan oleh kami. Biasanya orang PT (Perusahaan, red) sudah banyak calo calo pengepulnya di desa kami. Dari pengepul, ruskus dikirim ke luar negeri. Korea dan Jepang itu penerimanya. Ada juga pengiriman untuk kebutuhan rangkaian bunga ke Surabaya atau kota kota lain se-Indonesia,” ungkapnya kepada penamas.id, Minggu (26/06/2022).
Terpisah, petani senior ruskus Vicky menuturkan, bahwa hasil panen ruskusnya tidak hanya selesai pendistribusian ke Jakarta. Ruskus, lanjut dia diterima dengan harga mahal untuk kebutuhan ekspor negeri ginseng. Kelebihan ruskus adalah, tanaman ini usai dipetik mampu bertahan hingga 5 bulan di vas atau pot berisi air. Bahkan ada yang sampai setengah tahun tidak layu.
“Buat hiasan rumah atau dekorasi pelaminan biasanya. Tapi setelah kami tanyakan ke supir supir yang antar ke Jakarta, tanaman ini ternyata berfungsi juga sebagai bahan kosmetik,” pungkasnya.
Masih menurut Vicky, pihaknya mengklaim bahwa Ruskus yang dihasilkan di daerah Cugenang hingga Cipanas merupakan kualitas ruskus terbaik. Pasalnya, lanjut dia diameter batang hingga lebar daun, ruskus di tempatnya lebih baik jika dibandingkan dengan varian sama dari Kecamatan di Gekbrong, Cianjur.
“Batangnya lebih bagus. Tingkat panennya lebih sering. Ruskus itu biasanya capek di awal untuk proses penanaman. Butuh kurang lebih setahun baru bisa dipanen. Tapi, sekalinya sudah panen, ruskus akan panen terus setiap bulan,” ujarnya.(snw-bersambung)