PENAMAS.ID, JAKARTA – Seluruh pegawai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergegas keluar gedung. Nampak pegawai BNPB kumpul di halaman gedung pukul 10.00WIB pada Rabu, (26/4/2023).
Hal itu, dalam rangka simulasi evakuasi gedung bertingkat Graha BNPB pada Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Di peringatan HKB tahun ini, gaungnya se-Indonesia.
Sebelum latihan evakuasi, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, menekankan kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas. Menurutnya, ini merupakan komponen utama dalam upaya pengurangan risiko bencana di masa depan.
Suharyanto mengajak bukan hanya pegawai BNPB dan BPBD saja. Akan tetapi semua pihak. Diantaranya masyarakat, perangkat desa, segenap komponen pentaheliks di berbagai wilayah administrasi, untuk melakukan simulasi kesiapsiagaan.
“Mari kita manfaatkan momentum ini untuk melibatkan sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat, perangkat desa, segenap komponen pentaheliks mulai dari komunitas, kabupaten, kota, provinsi hingga di tingkat nasional, supaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana bisa menjadi budaya yang mengakar di masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Suharyanto juga menyampaikan, khusus untuk edukasi dan simulasi kesiapsiagaan, semua pihak harus paham bahwa edukasi, sosialisasi, dan simulasi kesiapsiagaan agar bisa dilangsungkan berkelanjutan.
“Karena dengan berlatih, kita akan lebih siap, dengan lebih siap kita akan mampu mengurangi risiko bencana,” pesannya.
“Apapun jenisnya, bencana adalah kejadian yang berulang, sekali dia pernah terjadi di masa lalu, pasti dia akan terjadi lagi di masa depan,” tegas Suharyanto.
Selain itu, Kepala BNPB juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan peringatan HKB yang masih dalam suasana lebaran ini, untuk memperkuat lagi silaturahmi lintas pihak. Memperkuat kembali jejaring komunikasi, meningkatkan lagi semangat gotong royong.
“Kita jalin lebih rapat kebersamaan dalam menyusun gerak langkah menuju resiliensi bangsa menghadapi bencana,” tambahnya.
Semangat peringatan HKB perlu keterlibatan dan partisipasi semua pihak. Suharyanto menambahkan, upaya penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan secara sentralistik. BNPB mencatat kejadian bencana dari 10 hingga 20 kejadian setiap hari dalam lima tahun terakhir, mengharuskan kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas.
BNPB mengangkat tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana” pada peringatan HKB tahun ini
Momentum HKB setiap tanggal 26 April, memiliki payung hukum Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Fungsinya sebagai salah satu tonggak sejarah penting dalam penanggulangan bencana di Indonesia yang lebih baik.
Tahun 2023 ini, HKB diperingati ke-7 kalinya, sejak pertama tahun 2017 lalu. Kegiatan ini merupakan implementasi dari arahan Presiden Joko Widodo. Arahan itu, pada setiap pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana selalu menekankan pada kesiapsiagan, pencegahan dan kewaspadaan masyarakat dalam mengantisipasi dan menghadapi potensi bencana.
Turut berpartisipasi simulasi evakuasi di Graha BNPB, pegawai AHA Centre dan para tamu yang hadir bertepatan dengan kegiatan pagi itu. (Rizky/Rilis/Penamas.id)