PENAMAS.ID, BANDUNG – Dinas Kesehatan Jawa Barat mengatakan sebanyak 7 daerah di Jawa Barat termasuk Kabupaten Cianjur masuk dalam suspek penyakit Difteri.
BACA: SKTM Dihapus, Bupati Cianjur: Diganti dengan BPJS Kesehatan
Hal tersebut terungkap setelah Garut menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dengan meninggalnya 7 orang warga di Desa Sukahurip, Garut.
Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati mengatakan, tujuh daerah itu adalah Cianjur, Tasikmalaya, Indramayu, Karawang, Bandung Barat, Kota Bogor, dan Sukabumi.
“Sudah kita lakukan treatment di tujuh daerah tersebut, tinggal menunggu hasil laboratoriumnya,” ujar Dewi mengutip laman jabarprov.go.id, Rabu (1/3/2023).
Menurutnya, sebagian warga sekitar tidak menyadari penyakit difteri, sehingga lalai dalam penanganan pertama.
“Gejala-gejalanya demam dan sakit menelan. Kemudian kalau dilihat di pangkal tenggorokannya ada selaput putih keabuan. Nah itu harus segera ditangani karena kalau terlambat, racun dari difteri itu bisa sampai ke jantung, dan itulah yang menyebabkan kematian,” paparnya.
Untuk tujuh daerah lain yang terdapat suspek difteri, lanjut Dewi, Dinkes Jabar juga melakukan penanganan dengan memberikan Anti Difteri Serum (ADS) terhadap pasien suspek, pelacakan kontak erat, dan pengambilan sampel dari suspek.
Dewi juga menyampaikan, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya Ridwan Kamil akan berkunjung ke Garut untuk menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga pasien meninggal dan berkampanye tentang pentingnya vaksinasi.
Terpisah, Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochady mengungkapkan, pihaknya langsung menggelar Outbreak Response Immunization (ORI) dan digelar di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut yang sudah positif terjadi wabah difteri.
“Jadi baru kita lakukan di Kabupaten Garut, khususnya di Kecamatan Pangatikan yang sudah positif. Sementara tujuh daerah lainnya masih dilakukan pemeriksaan sampling di laboratorium,” ungkapnya.
Ia menuturkan, sasaran ORI di Kecamatan Pangatikan lebih dari 11.000 dari golongan usia 0 hingga 11 bulan, bayi di bawah dua tahun, anak usia sekolah kelas 1, kelas 2, dan kelas 5.
BACA: Daftar Nama dan Alamat Lengkap OPD di Kabupaten Cianjur
“Namun kemarin kita menghadapi kendala cuaca hujan besar, jadi target 1.800 di kecamatan itu baru 800 sasaran yang diimunisasi. Maka dalam seminggu ini kita akan kejar ORI di Kecamatan Pangatikan” ujarnya.
Upaya imunisasi tersebut menurut Rochady, selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, juga pada kasus tertentu untuk mengisolasi penyebaran penyakit agar tidak meluas ke tempat lain.
“Selain itu penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan karena cara penyebaran difteri ini sama dengan Covid-19 melalui droplet, pemakaian alat makan dan alat-alat lain secara bersamaan,” terangnya.
Sejauh ini menurut Rochady, Jabar tidak menetapkan kasus difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB baru dinyatakan di Kabupaten Garut saja.(sis)