PENAMAS ID – Utang-piutang sudah biasa terjadi dalam kehidupan manusia. Namun sebagian orang mengalami kesulitan hingga terlilit utang karena tidak bisa membayarnya.
Dalam Islam, Rasulullah pernah mengajarkan sejumlah doa yang bisa diamalkan agar kita terhindar dari utang. Simak artikel ini untuk mengetahui hukum utang piutang dalam Islam. Ketahui juga doa terhindar dari utang dan selalu mendapatkan kecukupan rezeki dalam hidup.
Hukum Utang Piutang dalam Islam
Dalam Islam, kita diperbolehkan untuk melakukan kegiatan utang-piutang. Namun tetap ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
1. Boleh Berutang
Dalam buku Buku Pintar Hadits Edisi Revisi oleh Syamsul Rijal Hamid, dijelaskan Rasulullah pernah berutang kepada seorang Yahudi untuk membeli bahan pangan.
‘Aisyah RA menuturkan, “Rasulullah Saw pernah membeli pangan dari seorang Yahudi dengan cara utang dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu beliau menggadaikan baju besinya.” (HR Muslim).
2. Harus Berniat Mengembalikan
Meski utang diperbolehkan, peminjam harus memiliki niat untuk mengembalikannya. Jika niatnya buruk, maka orang tersebut akan mendapat pembalasan dari Allah.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW pernah bersabda, “Siapa saja yang meminjam harta orang lain dengan niat mengembalikannya, niscaya Allah akan melunasi utangnya. Siapa yang meminjam harta orang lain untuk dia habiskan maka Allah akan memusnahkannya.” (HR Bukhari dan Ibn Majah).
3. Tidak Boleh Mengandung Riba
Dikutip dari situs Jakarta Islamic Center, utang diperbolehkan asal tidak mengandung riba. Nabi Muhammad SAW melaknat orang yang berlaku riba. Hal ini sesuai hadits dari Jabir yang berbunyi:
“Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi, yang mencatat dan dua saksinya. Beliau bersabda: mereka semua sama (dilaknat).” (HR Imam Muslim).
4. Utang Dibawa Mati
Utang juga jangan disepelekan, sebab utang seseorang akan dibawa mati jika belum dilunasi. Utang ini harus dipertanggungjawabkan di akhirat.
Maka utang harus dilunasi sebelum meninggal. Jika sudah meninggal, keluarga harus menanggung utang tersebut dan melunasinya.
Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya utang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya).” (HR Ibnu Majah, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah).
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena utangnya sampai hutangnya dilunasi.” (HR At Tirmidzi disahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Doa agar Terhindar dari Utang
Mengutip buku Ada Orang Utang oleh Ammi Nur Baits, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa agar dijauhkan dari utang. Doa ini juga bisa dipanjatkan agar dimudahkan membayar utang.
Berikut ini doa agar terhindar dari utang yang diajarkan Rasulullah saw. Doa ini dapat dibaca sebagai zikir pagi dan sore.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Arab latin : Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” (Bil/PENAMAS ID)