PENAMAS.ID, JAKARTA – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali mencuat setelah serangkaian serangan drone dan misil yang dilakukan oleh Iran sebagai pembalasan terhadap serangan Israel di Suriah. Konflik ini telah menimbulkan kekhawatiran global atas potensi dampaknya, termasuk bagi Indonesia.
Sebagai negara dengan kepentingan di kawasan Asia Tenggara, Indonesia tidak terlepas dari konsekuensi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Meskipun secara geografis terpisah jauh, peristiwa di Timur Tengah dapat memengaruhi stabilitas dan ekonomi global, yang pada gilirannya dapat berdampak pada Indonesia.
Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah kenaikan harga minyak dunia. Sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, konflik di Timur Tengah memiliki potensi untuk mengganggu pasokan minyak global, yang dapat menyebabkan kenaikan harga minyak. Hal ini akan berdampak pada biaya energi di Indonesia dan dapat memberikan tekanan tambahan pada anggaran negara.
Selain itu, ketegangan geopolitik juga dapat mengganggu perdagangan internasional. Indonesia, sebagai negara yang sangat bergantung pada perdagangan luar negeri, dapat merasakan dampak negatif dari gangguan perdagangan global yang disebabkan oleh konflik di Timur Tengah. Penurunan perdagangan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Selain dampak ekonomi, konflik di Timur Tengah juga dapat memicu ketegangan politik dan keamanan di wilayah Asia Tenggara. Indonesia, sebagai anggota Gerakan Non-Blok dan pendukung perdamaian dunia, mungkin akan berperan sebagai mediator atau penyokong dalam upaya penyelesaian konflik.
Dengan demikian, penting bagi Indonesia untuk memantau perkembangan konflik Iran-Israel dengan cermat dan bersiap menghadapi kemungkinan dampaknya. Diplomasi yang efektif dan kerja sama internasional akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas regional dan meminimalkan dampak negatif bagi Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
(AHP/PENAMAS.ID)