PENAMAS.ID – Kabupaten Cianjur dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki pemandangan indah, alam yang asri dan udara yang sejuk. Tak heran banyak wisatawan berdatangan. Wisatawan pun tidak hanya datang dari luar kota, melainkan ada juga dari luar negeri. Namun tahu kah, dari sekian banyak tempat wisata itu, terdapat beberapa lokasi wisata yang memiliki nilai sejarah. Apa saja kah?
1. Gunung Padang
Situs Gunung Padang digadang-gadang sebagai salah situs tertua di dunia. Situs ini diperkirakan dibangun pada 8000 SM. Usianya bahkan lebih tua dari Piramida di Mesir yang dibangun sekitar 2500 SM.
Situs Gunung Padang berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
2. Gunung Gede Pangrango
Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat. Gunung Gede Pangrango merupakan taman nasional dan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah.
Gunung Gede Pangrango juga salah satu gunung yang memiliki status aktif namun masih dalam level normal, tercatat status pangrango aktif sejak tahun 1957. Gunung gede pangrango pertama kali meletus pada tahun 1747/1748, letusan yang menyebabkan 2 aliran lava bergerak dari Kawah Lanang. Aliran lava yang mengalir sejauh 2 km ini membentuk jalur sumber air panas yang sekarang bisa dinikmati sebagai objek wisata.
Setelah ledakan pertama, tepatnya pada tanggal 12 November 1840 terjadi ledakan kedua. Ledakan kedua diiringi dengan guncangan dahsyat dan semburan api setinggi 50 meter di atas kawah.
Ledakan susulan terjadi pada tanggal 1 Desember 1840, kali ini tidak hanya api yang disemburkan oleh dapur gunung gede pangrango, batu disertai hujan abu setinggi 200 meter disemburkan dari puncak gunung gede. Tercatat sudah ada 24 letusan dalam kurun waktu 150 tahun, siklus letusan gunung gede juga terbilang tidak teratur.
Di gunung gede pangrango juga terdapat objek wisata diantaranya: air terjun, bodogol, downhill, dan goa.
Untuk menuju puncak gunung gede, terdapat 3 jalur. Antara lain: jalur cibodas, jalur Gunung Putri, dan jalur Selabintana Sukabumi
3. Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas).
Kebun Raya Cibodas berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 – 1.425 meter di atas permukaan laut dengan luas 84,99 hektar. Temperatur rata-rata 20,06 °C, kelembaban 80,82 % dan rata-rata curah hujan 2.950 mm per tahun.
Awalnya Kebun Raya Cibodas dibuat sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas.
Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
4. Pantai Jayanti Cidaun
Berdasarkan sejarah yang dihimpun, pantai jayanti merupakan peninggalan dari kerajaan padjajaran. dalam sejarahnya yang beredar pantai jayanti adalah tempat Prabu Siliwangi menghindari anaknya yaitu Raden Kian Santang yang mana ingin mengajaknya untuk memeluk agama Islam. di lokasi lain juga ditemukan yang menurut orang adalah makam Prabu Siliwangi dan juga peninggalan dari Kerajaan Padjajaran.
Asal usul dari pantai jayanti sebenarnya tidak begitu jelas. Namun jika berbicara pantai selatan pulau Jawa sudah pasti ada kaitannya dengan Ratu Nyi Roro Kidul yang terkenal dengan keganasan ombaknya.
5. Air Terjuna Dadali dan Cikondang
Sejarah curug atau air terjun Dadali Cianjur memang sangat minim informasi si dikarenakan lokasi untuk menuju ke tempat ini sampai sekarang terbilang masih terpencil akan tetapi ketika para pengunjung berada di lokasi ini perjalanan melelahkan akan tergantikan dengan pemandangan alam yang sangat sempurna.
Sedangkan Curug Cikondang memiliki nilai sejarah pada nemanya yaitu ‘kondang’ yang artinya ‘terkenal’. Sejarah nama Curug Cikondang diambil dari sebuah pohon yang biasa tumbuh di hutan-hutan Asia Tenggara, dengan ketinggian bisa mencapai 40 meter, dan diameter 1,75 meter.
Pohon kondang adalah sejenis pohon loa yang mempunyai nama latin Ficus Subracemosa Blume. Jadi sejarah atau asal-usul nama Curug Cikondang merujuk pada pohon kondang.
Editor: Dodi Junaedi