PENAMAS.ID, JAKARTA. Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Kamis (25/4/2024) pagi. Pelemahan ini dipicu oleh meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik Iran dan Israel, menurut laporan terbaru yang dilansir dari Yahoo Finance.
Sebelumnya, harga minyak sempat bergejolak signifikan merespons ketegangan kedua negara tersebut. Eskalasi konflik dikhawatirkan dapat mengganggu suplai minyak global, sehingga mendorong lonjakan harga. Namun, dengan adanya tanda-tanda de-eskalasi, seperti penurunan aktivitas militer di wilayah tersebut dan dimulainya kembali jalur diplomatik, kekhawatiran pasar mulai berkurang.
Berdasarkan laporan Yahoo Finance, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2024 berada di level USD 82.81 per barel. Ini menandakan penurunan dibandingkan dengan harga pembukaan minggu ini yang sempat menyentuh USD 87 per barel. Sementara itu, minyak Brent kontrak Juni 2024 berada di level yang lebih tinggi yaitu USD 88.42 per barel, namun tetap mengalami penurunan dibandingkan hari sebelumnya.
Meskipun harga minyak dunia saat ini bergerak turun, para analis dari Yahoo Finance memprediksi pergerakan harga akan tetap fluktuatif. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak ke depannya antara lain:
- Perkembangan Situasi Geopolitik: Stabilitas kawasan Timur Tengah, khususnya terkait dengan hubungan Iran dan Israel, akan terus menjadi perhatian utama. Eskalasi kembali konflik dapat kembali memicu kenaikan harga minyak.
- Kebijakan Ekonomi Negara-Negara Besar: Kebijakan ekonomi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China dapat mempengaruhi permintaan minyak global. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang kuat di China, negara konsumen minyak terbesar dunia, dapat mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, perlambatan ekonomi global dapat menekan permintaan dan menurunkan harga minyak.
- Produksi Minyak OPEC+: Keputusan negara-negara anggota OPEC+ terkait dengan peningkatan atau penurunan produksi minyak mentah akan berdampak langsung pada pasokan global. Peningkatan produksi dapat menurunkan harga, sementara penurunan produksi dapat mendorong kenaikan harga.
Para investor dan pelaku bisnis di sektor energi disarankan untuk terus memantau perkembangan faktor-faktor tersebut guna mengambil keputusan investasi yang tepat.
(AHP/BBS/PENAMAS.ID)