PENAMAS.ID, CIANJUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur terus menjalin kemitraan dengan Konsorsium TB Penabulu-STPI IU Kabupaten Cianjur, dalam pelibatan pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan Tuberkulosis (TBC).
Wasor TB Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Dikdik Najmudin mengatakan, program penanggulangan penyakit TB sudah jadi komitmen nasional bahkan global sehingga semua fasilitas kesehatan sudah tersedia secara geratis bahkan harus terstandarisasi prima dari pemerintah.
“Layanan TB di Puskesmas, rumah sakit itu harus menyediakan obat gratis ke masyarakat yang ter diagnosa TBC, baik yang BPJS ataupun non BPJS jika terkena TBC akan mendapatkan layanan secara gratis,” ungkapnya.
Dikdik menjelaskan, untuk penemuan kasus TB dan pengobatan data terbaru per akhir semester satu berjumlah 2.204 Kasus TB di Cianjur.
“Jadi temuan tersebut didapat dari Sistem Informasi Mycobacterium Tuberculosis (SITB) yang dikeluarkan kemenkes melalui pusat langsung jadi sistem pelaporan satu pintu ke pusat, berdasarkan laporan dari Puskesma yang ada dibawah Dinkes Cianjur,” jelasnya.
Secara rinci Dikdik menjelaskan, indikator pencapaian temuan tersebut per semester ini sudah sampai 40 persen dari target indikator nasional, jadi menurutnya akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 80 sampai 90 persen target nasional di Cianjur.
“Jika dibandingkan dengan tahun 2021, untuk temuan kasus TB sekarang ada peningkatan walaupun tidak terlalu banyak, berdasarkan target kementerian kesehatan di kisaran angka 5000 kasus baru,” paparnya.
Guna mencapai target tersebut dikdik mengatakan, dirinya tidak bekerja sendiri, selain dibantu oleh Puskesmas dan tenaga kesehatan yang ada, untuk pemberdayaan masyarakat pihaknya bekerjasama dengan organisasi mitra Konsorsium TB GF Penabulu STPI IU Cianjur.
“Kita dibantu juga oleh Penabulu STPI Cianjur untuk membantu pemerintah mencari kasus baru. Jadi temen Puskesmas selaku pelaksna pengobatan dan pemeriksaan dibantu oleh kader-kader yang dibetuk Penabulu STPI, untuk skrining awal, sosialisasi dan trekking kasus,” jelasnya.
Sementara itu, Staf Program Konsorsium TB GF Penabulu STPI IU Cianjur, Ismat Nasrulloh mengatakan, program pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan TBC pihaknya mendapatkan dukungan dana dari Global Fund (GF), dan membentuk kader-kader TB di 16 kecamatan dan 26 Puskesmas yang ada.
“Sementara ini kader TB yang kami bentuk baru ada di 26 Puskesmas sebanyak 86 kader, untuk membantu pemerintah dalam mengeliminasi TB di 2030. Terutama untuk mengurangi kematian akibat TBC, mengurangi kasus baru, mengakhiri kasus TBC di Indonesia,” ungkapnya.
Kontribusi yang dilakukannya menurut Ismat, meliputi investigasi kontak serumah, kontak erat dan menggalang dukungan dan sosialisasi di masyarakat tentang TBC.
“Kasus baru temuan kader TB di Cianjur ada peningkatan disetiap bulannya, keseluruhan persemester ini tercatat ada 153 kasus baru temuan kader. Untuk Investigasi kontak sudah kami lakukan kepada 684 pasien, dan didapat sebanyak 1133 terduga,” terangnya.(ahy)