PENAMAS.ID, CIANJUR – Seorang aktivis pendidikan dari Cianjur Aktivis Independent (CAI) bernama Sohibul Wafa (23) dikeroyok massa hingga babak belur di depan kediamannya, Kampung Cibogo, Desa Mekargalih, Kecamatan Ciranjang, Jumat (16/09/2022).
Kejadian tersebut dipicu fitnah dari pihak yang tidak bertanggungjawab terkait dengan sikap korban yang dikenal kritis. Korban sudah melaporkan kejadian itu ke Polres Cianjur agar diusut tuntas.
Peristiwa yang terjadi hari Jumat malam pukul 20.00 WIB, berlangsung cukup singkat sekitar 10 menit. Sepulangnya korban setelah seharian beraktifitas, tiba-tiba sejumlah massa sudah berkerumun di depan rumahnya.
“Firasat saya sudah tidak enak begitu menyaksikan sekitar 100 orang berkerumun depan rumah. Begitu saya menghentikan motor, tiba-tiba saya dipukuli ada 10 orang secara membabi buta ke seluruh bagian tubuh hingga terkapar,” ujar Wafa ditemui di rumahnya.
Wafa mengaku heran karena dirinya belum sempat buka helm dan diajak bicara namun langsung dihajar hingga babak belur. Sempat terdengar ucapan dari massa tersebut yang menuduh organisasinya mengajak ribut padahal itu fitnah belaka.
“Ucapan yang dilontarkan massa yang beringas itu kasar, tidak sopan bahkan kita difitnah mengajak ribut mereka. Padahal selama ini hanya terjun menyoroti dunia pendidikan tidak pernah menyinggung kelompok tertentu. Apa yang disuarakan murni gerakan moral untuk kebaikan dan kita menentang aksi kekerasan,” imbuhnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Cianjur Aktifis Independent (CAI), Farid Sandi membenarkan salahsatu anggota dikeroyok sekelompok orang. Dugaan sementara pemicunya karena kesalahpahaman karena aktifitas organisasinya selama ini menyoroti dunia pendidikan.
“Belakangan ini kita tengah gencar menyoroti dunia pendidikan di tingkatan SMA/SMK dengan melakukan investigasi, audiensi hingga demonstrasi baik ke KCD Wilayah VI maupun Disdik Jabar. Dalam kegiatan itu tidak ada kita menyinggung kelompok tertentu sehingga cukup aneh jika dianggap CAI menantang, inikan semacam adu domba hingga anggota kami yang jadi sasaran amarah dari massa yang beringas,” tegasnya.
Terkait kejadian ini, Farid menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas hingga mengungkap aktor intelektualnya. Di zaman ini sudah sepantasnya perilaku teror maupun intimidasi untuk membungkam suara kritis harus ditindak tegas karena bertentangan dengan hak asasi manusia.
“Kami mendesak agar pelakunya diamankan karena sangat membahayakan dan polisi juga harus mengusut tuntas serta transparan mengungkap aktor intelektual. Sebab tidak mungkin massa yang beringas seperti itu tidak ada yang menggerakan apalagi ini semacam teror dan intimidasi untuk membungkam suara kritis, ” pungkasnya.(rky)