PENAMAS.ID, CIANJUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menyebut, tingginya kasus tuberkolosis atau TBC di Cianjur akibat minimnya stok vaksin dasar Bacille Calmette-Guérin (BCG).
Diketahui, saat ini jumlah penderita baru TBC di Kabupaten Cianjur ada sebanyak 900 kasus.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, minimnya vaksin BCG di Cianjur sudah terjadi sejak lima bulan terakhir, lantaran lambatnya pendistribusian dari pemerintah pusat.
“Stok vaksin BCG memang minim sejak adanya pandemi Covid-19. Karena pemerintah fokus penanganan Covid-19, sehingga pendistribusian jadi terlambat,” ujar Yusman, Kamis (20/10/2022).
Ia pun mengimbau kepada para orang tua yang memiliki bayi usia vaksin, agar tidak panik karena minimnya stok vaksin BCG. Sebab, masih ada kesempatan waktu selama 3 sampai 6 bulan untuk melakukan vaksin BCG.
“Masih ada kesempatan waktu selama 3 bulan, bahkan bayi 6 bulan pun kalau yang belum divaksin itu masih bisa. Jadi vaksin BCG ini diberikan kepada bayi yang berumur 1 sampai 6 bulan lebih,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini Pemkab Cianjur masih menunggu keputusan dari pihak pusat kapan rencana vaksin BCG akan didistribusikan.
“Belum tahu kapan vaksin BCG akan terdistribusi. Tapi kalau untuk vaksin lain kita aman,” paparnya.
Mengutip laman alodokter, imunisasi BCG merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Imuniasisi ini memiliki fungsi penting untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TBC, yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan TB.
Pemberian vaksin BCG akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel penghasil antibodi agar bisa melindungi tubuh dari bakteri tuberkulosis. Imunisasi BCG berperan penting dalam mencegah terjadinya tuberkulosis berat, termasuk meningitis TB pada anak.
Tuberkulosis tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi paru-paru, tapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti sendi, tulang, selaput otak (meningen), kulit, kelenjar getah bening, dan ginjal.(wan/gap)