PENAMAS.ID, CIANJUR – Siswi SMAN 1 Mande yang jadi korban bullying akhirnya bisa berangkulan dengan salah seorang guru. Suasana penuh haru pun tercipta, karena keduanya berupaya saling memaafkan atas insiden yang terjadi beberapa hari lalu.
Setelah melalui proses waktu yang melelahkan, akhirnya siswi tersebut kembali menjalani sekolah seperti sediakala. Begitupun dari guru menyadari atas kekhilafannya yang dilatari ketidaktahuannya.
“Baik dari pihak siswa dan guru sudah saling berangkulan karena tak ingin permasalahan ini berkembang terlalu jauh. Jadi dari pihak keluarga juga sudah menerima itu dan RG kembali bersekolah dengan semangat baru, tak malu lagi memiliki tanda lahir tersebut,” ujar perwakilan keluarga RG, Rafli Hidayat ditemui usai perdamaian.
Ia memaklumi jika tidak mudah bagi sekolah untuk menyadari kekhilafannya tapi keluarga tidak ingin memperpanjang masalahnya. Dengan cara berdamai setidaknya RG bisa melanjutkan sekolahnya kembali.
“Buat kami ini menjadi pelajaran berharga dan paling penting kita tidak mau memperpanjang ini sehingga menghambat proses pendidikan,” tukasnya.
Sementara itu Ketua Harian DPP Perkumpulan Pengacara, Peduli Perempuan, Anak dan Keluarga (P4AK) Lidya Indayani Umar menyatakan jika pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk memediasi. Tujuannya agar anak bisa mendapatkan perlindungan untuk beraktifitas kembali dan juga dapat adanya solusi terbaik.
“Tadi kita dengarkan langsung yang menjadi keinginan RG dan keluarganya lalu harapan dari pihak sekolah juga diakomodir. RG sudah siap bersekolah dan tidak akan malu lagi dengan apa yang ada dirinya berupa tanda lahir di tangannya. Semua guru dihadirkan, tidak hanya SL yang terpenting adalah solusi terbaik untuk anak didiknya dan pihak sekolah dapat menerima itu,” ucapnya sesuai acara mediasi di sekolah tersebut.(rky)