PENAMAS.ID, CIANJUR – Puluhan emak-emak yang bekerja sebagai buruh lepas di perusahaan telur kemasan PT QL Agrofood Haurwangi melakukan aksi mogok kerja. Penyebabnya, perusahaan mengurangi upah kerja sehingga penghasilannya pun berkurang.
Sekitar 30 emak-emak tersebut sudah bekerja cukup lama. Namun di tengah kesulitan hidup akibat BBM naik secara tiba-tiba perusahaan menurunkan upah kerja.
“Dampak dari kenaikan BBM itu cukup serius karena berdampak pada buruh lepas juga. Semacam kemarin saya dapat pengaduan dari emak-emak karena upah turun untuk jasa mengemas telor akhirnya mogok kerja,” ujar tokoh buruh Haurwangi, Kuswandi.
Berdasarkan informasi untuk jasa mengikat kemasan telur senilai Rp1700 per ikat lalu turun jadi Rp1000 per ikat. Kondisi ini mendorong aksi protes emak-emak hingga mogok kerja.
“Penghasilan per minggunya jadi berkurang emak-emak ini sehingga memilih mogok kerja dan berharap akan kembali normal,” ungkap salah satu sumber yang menolak menyebut identitasnya.
Sementara itu Manager PT QL Agrofood Haurwangi Wira membenarkan, adanya kejadian mogok kerja tersebut. Namun dirinya memastikan jika emak-emak ini akan bekerja seperti sedia kala.
“Ibu-ibu itu lanjut bekerja seperti awal lagi pak. Dan mohon maaf hal ini sebelumnya saya tidak tau karena tidak ada SK mengenai ini sebelumnya ke saya,” imbuhnya.
Hanya saja Wira tidak bersedia menjawab apakah upahnya kembali ke awal atau harga yang terbaru. Ia beralasan baru menduduki jabatan barunya.
“Saya tidak tahu adanya SK Kenaikan upah. Sebenarnya itu dari awal hanya seribu rupiah,” pungkasnya menutup pembicaraan.(rky)